MENGENAL FILOSOFI KEPEMIMPINAN DI INDONESIA


Apa itu Filsafat atau filosofi ?

Dasar pengertian filsafat diambil dari kata philosophia atau philoshopos dari bahasa Yunani yang diartikan sebagai  philo= cinta dan shopia=kebijaksanaan.

Secara simpel, pengertian filsafat atau filosofi adalah cinta pada pengetahuan (ilmu pengetahuan) dan kebijksanaan.

Filsafat secara umum adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat yang menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu ( Soetrionon dan Rita Hanafie 2007).

Harold Titus mendefinisikan pengertian filsafat menjadi 5 yaitu :

1.Filsafat adalah kumpulan dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasa
diterima secara kritis.

2.Filsafat adalah suatu proses pemikiran atau kritik terhadap kepercayaan (believe) dan sikap (attitude) yang sangat    kita junjung tinggi.

3.Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan.

4.Filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang konsep dan kata.

5.Filsafat adalah sekumpulan masalah-masalah (problema problema) yang secara langsung mendapat perhatian            manusia dan yang dicari dijawabnnya oleh ahli filsafat.

Filsafat juga dapat diartikan adalah Cara pandang hidup seseorang yang akan menentukan cara dia berperilaku dan bersikap atas suatu hal.  Bisa juga diartikan sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.

KBBI merumuskan bahwa Filsafat adalah : Anggapan, pandangan hidup, sikap bathin yang paling umum yang dimilki orang atau masyarakat.

Filsafat juga dapat dipahami sebagai Pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi, mengenai hakikat segala sesuatu yang ada, sebab ada sesuatu, asal adanya sesuatu dan hukumnya.

Dengan filosofi kita akan mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal dan rasa.

FILOSOFI KEPEMIMPINAN :

Indonesia memiliki filosofi Kepemimpinan yang memiliki makna yang dalam.

Filosofi tersebut dijabarkan dalam tiga kalimat berbahasa Jawa :

”Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

artinya:

1.Ing Ngarso Sung Tulodo (Pemimipin apabila di depan memberikan teladan/contoh/role model,

2. Ing Madyo Mangun Karso ( Pemimpin apabila di tengah menggugah  semangat (mengayomi,
menjalin kebersamaan, memotivasi untuk mencapai tujuan organisasi/kelompok),

3. Tut Wuri Handayani (Pemimpin apabila di belakang berarti memberikan dorongan/ mendorong        orang-orang yang dipimpinnya agar berani tampil di depan, sebagai persiapan kaderisasi, pada          saatnya siap menggantikan pimpinan sekarang)..

             (Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia)

Dalam beberapa literatur  jawa kuno disebutkan bahwa   dalam cerita perwayangan dikenal dengan nama Hasta   Brata ynag berarti delapan sifat. Yang mewakili simbol   kearifan dan kebesaran  Sang Pencipta, yaitu sifat Bumi, sifat   Matahari, sifat Bulan, sifat Samudra, sifat Bintang, sifat Angin,
sifat
Api, dan sifat Air.

  1. Brata SURYA berarti matahari. Sifat menerangi yang dimiliki oleh matahari dalam bahasa jawa dimaknai sebagai      ‘gawe pepadang marang ruwet rentenging liyan’ yang berarti Pemimpin    harus mampu membantu mengatasi             kesulitan atau memecahkan problem-problem yang  dihadapi oleh anak buah/masyrakat, rakyat yang dipimpinnya.
  2. Brata BAWANA yang berarti bumi. Bumi diibaratkan sebagai ibu pertiwi. Sebagai ibu pertiwi, bumi memiliki peran sebagai ibu, yang memiliki sifat keibuan, yang harus  memelihara dan  menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk yang hidup di  bumi. Implementasinya adalah kalau sanggup menjadi pemimpin harus mampu mengayomi dan melindungi anak buahnya.
  3. Brata CANDRA yang berarti bulan. pemimpin dalam memperlakukan anak buahnya harus dilandasi oleh aspek-aspek sosio-emosional. Pemimpin harus memperhatikan harkat dan mertabat pengikutnya sebagai sesama. Terhadap pengikutnya harus menghormati sebagai sesama manusia. Dalam konsep Jawa hal  ini disebut ‘nguwongke’.
  4. Brata KARTIKA yang berarti bintang. Bintang dapat menggambarkan dambaan cita-cita, tumpuan harapan, sumber inspirasi. Seorang pemimpin harus memiliki cita-cita yang tinggi, berpandangan jauh kedepan, pemberi arah, sumber inspirasi, dan tumpuan harapan.
  5. Brata TIRTA yang berarti air. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan siapapun termasuk pengikutnya (adaptif). Air selalu mengalir ke bawah, artinya pemimpin harus memperhatikan potensi, kebutuhan dan kepentingan pengikutnya, bukan mengikuti kebutuhan atasannya.
  6. Brata MARUTA, yang berarti angin. Secara alami angin memiliki sifat menyejukkan, angin membuat segar bagi orang yang kepanasan. Angin sifatnya sangat lembut. Seorang pemimpin harus bisa membuat suasana kepemimpinan sejuk, harmonis, dan menyegarkan.
  7. Brata  DAHANA, yang berarti api. Secara alami, api memiliki sifat panas, dan dapat membakar. Seorang pemimpim memiliki sifat pembakar semangat, pengobar semangat, dan memiliki peran sebagai motivator dan inovator bagi pengikutnya.
  8. Brata SAMODRA, yang berarti lautan atau samudra. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam samudra. Samudra juga bersifat menampung seluruh air dan benda-benda yang mengalir kearah laut. Seorang pemimpin harus memiliki sifat menampung semua kebutuhan, kepentingan, dan isi hati dari pengikutnya, serta pemimpin harus bersifat aspiratif.Disarikan bahan kuliah pengantar mata kuliah Pengembangan kepemimpinan.

 

 


Leave a Reply